Astronom baru saja
menemukan lubang hitam supermasif di salah satu galaksi terkecil di alam
semesta yang masih tetangga Bimasakti.
Lubang hitam yang terdapat di galaksi kerdil itu memiliki bermassa 21 kali Matahari. Temuan lubang itu membuat astronom beranggapan bahwa lubang hitam supermasif di galaksi kerdil sebenarnya umum.
Sebelumnya, astronom hanya memastikan bahwa setiap galaksi besar memiliki lubang hitam yang masif. Lubang hitam itu eksis sejak "masa kanak-kanak" alam semesta, kurang lebih 800 juta tahun setelah Big Bang (13,8 miliar tahun lalu).
Tentang ada tidaknya lubang hitam di galaksi kerdil, astronom sebelumnya masih bertanya-tanya.
"Galaksi kerdil merujuk pada galaksi yang kecerlangannya tak sampai seperlima kecerlangan Bimasakti," kata Ani Seth, astronom dari University of Utah. Galaksi ini cuma berdiameter ratusan hingga ribuan tahun cahaya. Bimasakti berdiameter 100.000 tahun cahaya.
Hingga kemudian, Seth menginvestigasi galaksi yang disebut galaksi supermampat. Galaksi itu begitu padat bintang. "Ini ditemukan di kluster galaksi primer, bisa disebut kota di alam semesta," katanya seperti dikutip Space.com, Rabu (17/9/2014).
Galaksi yang diinvestigasi bernama M60-UCD01, sebuah galaksi supermampat paling terang yang diketahui saat ini.
Galaksi tersebut terletak pada jarak 54 juta tahun cahaya dari Bumi. Galaksi kerdil ini mengorbit galaksi besar yang letaknya dekat dengan Bimasakti, M60. Jarak M60-UCD01 dengan M60 sekitar 22.000 tahun cahaya.
Investigasi dilakukan dengan teleskop inframerah dan optik Gemini North berukuran 8 meter di Mauna Kea, Hawaii.
Seth memperkirakan ukuran lubang hitam di M60-UCD01 dengan melihat gerakan bintang yang terdapat di galaksi itu. Dengan cara ini, ilmuwan bisa mengetahui massa yang dibutuhkan untuk menghasilkan medan gravitasi yang mampu menarik bintang-bintang di galaksi itu.
Lubang hitam supermasif di Bimasakti memiliki massa 4 juta lebih besar dari Matahari atau 0,01 persen dari massa Bimasakti (50 miliar kali Matahari).
Sementara itu, lewat investigasi, ditemukan bahwa lubang hitam di M60-UCD01 berukuran lima kali lebih besar dari lubang hitam Bimasakti. Massa lubang hitam di M60-UCD01 juga lebih besar, 140 juta kali Matahari, atau 15 persen dari massa galaksi induknya.
"Ini luar biasa, mengingat Bimasakti 500 kali lebih besar dan 1.000 kali lebih berat daripada galaksi kerdil M60-UCD01," kata Seth.
Astronom bingung. Bagaimana bisa sebuah galaksi kerdil punya lubang hitam begitu masif. Astronom memperkirakan, awalnya M60-UCD01 adalah sebuah galaksi besar. Namun, seiring pergerakannya, galaksi ini bertabrakan dengan M60. Saat itu, bagian tepi galaksi M60-UCD01 bergabung dengan M60, hanya tersisa bagian intinya.
Lubang hitam yang terdapat di galaksi kerdil itu memiliki bermassa 21 kali Matahari. Temuan lubang itu membuat astronom beranggapan bahwa lubang hitam supermasif di galaksi kerdil sebenarnya umum.
Sebelumnya, astronom hanya memastikan bahwa setiap galaksi besar memiliki lubang hitam yang masif. Lubang hitam itu eksis sejak "masa kanak-kanak" alam semesta, kurang lebih 800 juta tahun setelah Big Bang (13,8 miliar tahun lalu).
Tentang ada tidaknya lubang hitam di galaksi kerdil, astronom sebelumnya masih bertanya-tanya.
"Galaksi kerdil merujuk pada galaksi yang kecerlangannya tak sampai seperlima kecerlangan Bimasakti," kata Ani Seth, astronom dari University of Utah. Galaksi ini cuma berdiameter ratusan hingga ribuan tahun cahaya. Bimasakti berdiameter 100.000 tahun cahaya.
Hingga kemudian, Seth menginvestigasi galaksi yang disebut galaksi supermampat. Galaksi itu begitu padat bintang. "Ini ditemukan di kluster galaksi primer, bisa disebut kota di alam semesta," katanya seperti dikutip Space.com, Rabu (17/9/2014).
Galaksi yang diinvestigasi bernama M60-UCD01, sebuah galaksi supermampat paling terang yang diketahui saat ini.
Galaksi tersebut terletak pada jarak 54 juta tahun cahaya dari Bumi. Galaksi kerdil ini mengorbit galaksi besar yang letaknya dekat dengan Bimasakti, M60. Jarak M60-UCD01 dengan M60 sekitar 22.000 tahun cahaya.
Investigasi dilakukan dengan teleskop inframerah dan optik Gemini North berukuran 8 meter di Mauna Kea, Hawaii.
Seth memperkirakan ukuran lubang hitam di M60-UCD01 dengan melihat gerakan bintang yang terdapat di galaksi itu. Dengan cara ini, ilmuwan bisa mengetahui massa yang dibutuhkan untuk menghasilkan medan gravitasi yang mampu menarik bintang-bintang di galaksi itu.
Lubang hitam supermasif di Bimasakti memiliki massa 4 juta lebih besar dari Matahari atau 0,01 persen dari massa Bimasakti (50 miliar kali Matahari).
Sementara itu, lewat investigasi, ditemukan bahwa lubang hitam di M60-UCD01 berukuran lima kali lebih besar dari lubang hitam Bimasakti. Massa lubang hitam di M60-UCD01 juga lebih besar, 140 juta kali Matahari, atau 15 persen dari massa galaksi induknya.
"Ini luar biasa, mengingat Bimasakti 500 kali lebih besar dan 1.000 kali lebih berat daripada galaksi kerdil M60-UCD01," kata Seth.
Astronom bingung. Bagaimana bisa sebuah galaksi kerdil punya lubang hitam begitu masif. Astronom memperkirakan, awalnya M60-UCD01 adalah sebuah galaksi besar. Namun, seiring pergerakannya, galaksi ini bertabrakan dengan M60. Saat itu, bagian tepi galaksi M60-UCD01 bergabung dengan M60, hanya tersisa bagian intinya.